Check this out :
Hati-hati resleting anda terbuka dengan sendirinya !!!
Sabtu pukul 7 pagi, HP-ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita, dan kulihat ternyata nomor HP Tante Mira.
"Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. udah bangun?" katanya.
"Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?" kataku.
"Kamu nanti sore ada acara nggak?" katanya.
"Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?" tanyaku.
"Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yach sama relasi Tante, bisa khan?" katanya.
"Bisa tante.. aku siap kok?" jawabku.
"Oke deh Say.. nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu", katanya.
"Oke.. Tante", balasku, dengan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi.
"Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. udah bangun?" katanya.
"Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?" kataku.
"Kamu nanti sore ada acara nggak?" katanya.
"Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?" tanyaku.
"Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yach sama relasi Tante, bisa khan?" katanya.
"Bisa tante.. aku siap kok?" jawabku.
"Oke deh Say.. nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu", katanya.
"Oke.. Tante", balasku, dengan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi.
Sore
jam 5, aku sudah siap-siap dan berpakaian rapi karena Tante Mira akan
membawa teman relasinya. Selang beberapa menit sebuah mobil mercy new
eye warnah hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku. Ternyata itu
mobil Tante Mira, langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku
mengunci seluruh pintu rumah dan jendela.
Aku
pun langsung masuk ke dalam mobil itu duduk di jok belakang, setelah
masuk mobil pun bergerak maju menuju tujuan. Di dalam mobil, aku
diperkenalkan kepada dua cewek relasinya oleh tante, gila mereka
cantik-cantik walaupun umur mereka sudah 40 tahun, namanya Tante Lisa
umurnya 41 tahun kulitnya putih, payudaranya besar, dia merupakan istri
seorang pengusaha kaya di Jakarta dan Tante Meri 39 tahun, payudaranya
juga besar, kulitnya putih, juga seorang istri pengusaha di Jakarta.
Mereka adalah relasi bisnis Tante Mira dari Jakarta yang sedang
melakukan bisnis di Bandung, dan diajak oleh Tante Mira refreshing ke
villanya di kawasan Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa.
Di
dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka
diberitahu bahwa aku ini seorang gigolo langganannya dan mereka juga
mengatakan ingin mencoba kehebatanku.
Selang
beberapa menit obrolan pun berhenti, dan kulihat Tante Lisa yang duduk
di sebelahku, di sofa belakang, tangannya mulai nakal meraba-raba paha
dan selangkanganku. Aku mengerti maksudnya, kugeser dudukku dan
berdekatan dengan Tante Lisa, lalu tangan Tante Lisa, meremas batang
kemaluanku dari balik celana. Dengan inisatifku sendiri, aku membuka
reitsleting celana panjangku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang
sudah tegak berdiri dan besar itu. Tante Lisa kaget dan matanya melotot
ketika melihat batang kemaluanku besar dan sudah membengkak itu. Tante
Lisa langsung bicara kepadaku, "Wow.. Ded, kontol kamu gede amat,
punya suamiku aja kalah besar sama punya kamu.." katanya.
"Masa sich Tante", kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya.
"Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kontolku dikocok-kocok dan diremas-remas, lalu dibelai mesra?" katanya.
"Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Dedi kasih", kataku yang langsung disambut Tante Lisa dengan membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil disedot-sedot dan dikocok-kocok.
"Masa sich Tante", kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya.
"Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kontolku dikocok-kocok dan diremas-remas, lalu dibelai mesra?" katanya.
"Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Dedi kasih", kataku yang langsung disambut Tante Lisa dengan membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil disedot-sedot dan dikocok-kocok.
Tante
Meri yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya dan tertawa
kecil melihat batang kemaluanku yang sedang asyik dinikmati oleh Tante
Lisa. Tnganku mulai membuka beberapa kancing baju Tante Lisa dan
mengeluarkan kedua payudaranya yang besar itu dari balik BH-nya. lalu
kuremas-remas.
"Tante.. susu tante besar sekali.. boleh Dedi minta?" tanyaku.
Tante Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu lalu naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk ke dalam liang kewanitaannya. Saat jariku masuk, mata Tante Lisa merem melek dan medesah kenikmatan, "Akhh.. akhh.. akhh.. terus sayang.."
Tante Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu lalu naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk ke dalam liang kewanitaannya. Saat jariku masuk, mata Tante Lisa merem melek dan medesah kenikmatan, "Akhh.. akhh.. akhh.. terus sayang.."
Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar.
"Tante.. Dedi mau keluar nich.." kataku.
"Keluarain di mulut Tante aja", katanya.
Selang beberapa menit, "Croot.. croot.. crott.." air maniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air maniku.
"Tante.. Dedi mau keluar nich.." kataku.
"Keluarain di mulut Tante aja", katanya.
Selang beberapa menit, "Croot.. croot.. crott.." air maniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air maniku.
Cerita Dewasa 3 lawan 1 dalam semalam
| Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku yang membungkukkan
badanku, dan mulai menyingkap rok dan melepaskan CD warna hitam yang
dipakainya. Setelah CD-nya terlepas, aku mulai mencium dan menjilat
liang kewanitaannya yang sudah basah itu. Aku masih terus memainkan
liang kewanitaannya sambil tanganku dimasukkan ke liang senggamanya dan
tangan kiriku meremas-remas payudara yang kiri dan kanan.
Sepuluh
menit kemudian, aku merubah posisi. Kini Tante Lisa kupangku dan
kuarahkan batang kemaluanku masuk ke dalam liang senggamanya, "Bless..
belss." batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaannya, dan Tante
Lisa menggelinjang kenikmatan, ku naik-turunkan pinggul Tante Lisa,
dan batang kemaluanku keluar masuk dengan leluasa di liang
kewanitaannya.
Satu
jam kemudian, kami berdua sudah tidak kuat menahan orgasme, kemudian
kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya, lalu kusuruh Tante
Lisa untuk mengocok dan melumat batang kemaluanku dan akhirnya,
"Croot.. crott.. croott.." air maniku muncrat di dalam mulut Tante
Lisa. Seketika itu juga kami berdua terkulai lemas. Kemudian aku pun
tertidur di dalam mobil.
sesampainya
di villa Tante Mira sekitar jam 8 malam. Lalu mobil masuk ke dalam
pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil. Tante Mira memanggil
penjaga villa, lalu menyuruhnya untuk pulang dan disuruhnya besok sore
kembali lagi.
kami
berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku
langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke
villa Tante Mira. Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak
tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam
kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang
menempel di tubuhnya. Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan
mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melucuti pakaianku
hingga bugil. Batang kemaluanku diserang oleh Tante Meri dan Tante
Mira, sedangkan Tante Lisa kusuruh dia mengangkang di atas wajahku,
lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa.
Dengan
ganasnya mereka berdua secara bergantian menjilati, menyedot dan
mengocok batang kemaluanku, hingga aku kewalahan dan merasakan nikmat
yang luar biasa. Kemudian kulihat Tante Meri sedang mengatur posisi
mengangkang di selangkanganku dan mengarahkan batang kemaluanku ke
liang kewanitaannya, "Bless.. bleess.." batang kemaluanku masuk ke
dalam liang kewanitaan Tante Meri, lalu Tante Meri menaik turunkan
pinggulnya dan aku merasakan liang kewanitaan yang hangat dan sudah
basah itu. Aku terus menjilat-jilat dan sesekali memasukkan jariku ke
dalam liang kewanitaan Tante Lisa, sedangakan Tante Mira meremas-remas
payudara Tante Meri.
Beberapa
jam kemudian, Tante Meri sudah orgasme dan Tante Meri terkulai lemas
dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelahku sambil mencium pipiku.
Kini giliran Tante Mira yang naik di selangkanganku dan mulai memasukan
batang kemaluanku yang masih tegak berdiri ke liang senggamanya,
"Bleess.. bleess.." batang kemaluanku pun masuk ke dalam liang
kewanitaan Tante Mira. Sama seperti Tante Meri, pinggul Tante Mira
dinaik-turunkan dan diputar-putar.
Setengah
jam kemudian, Tante Mira sudah mencapai puncak orgasme juga dan dia
terkulai lemas juga, langsung kucabut batang kemaluanku dari liang
kewanitaan Tante Mira, lalu kusuruh Tante Lisa untuk berdiri sebentar,
dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar
itu, lalu kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuarahkan batang
kemaluanku ke liang kewanitaannya, "Bless..bleess.." batang kemaluanku
masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa. Kukocok-kocok maju mundur
batang kemaluanku di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, dan terdengar
desahan hebat, "Akhh.. akhh.. akhh.. terus sayang.. enak.." Aku terus
mengocok senjataku, selang beberapa menit aku mengubah posisi, kusuruh
dia membungkuk dengan gaya doggy style lalu kumasukan batang kemaluanku
dari arah belakang. "Akhh.. akhh.." terdengar lagi desahan Tante Lisa.
Aku tidak peduli dengan desahan-desahannya, aku terus mengocok-ngocok
batang kemaluanku di liang kewanitaannya sambil tanganku meremas-remas
kedua buah dada yang besar putih yang bergoyang-goyang menggantung itu.
Aku
merasakan liang kewanitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa
sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di
lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pahanya dan kuangkat kedua
kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang
kewanitaannya, "Bless.. bless.. bless.." batang kemaluanku masuk dan
mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di dalam liang kewanitaannya.
Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke
Tante Lisa, "Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?"
tanyaku.
"Di dalam aja Sayang.." pintanya.
Kemudian, "Crott.. croott.. croott.." air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya.
"Di dalam aja Sayang.." pintanya.
Kemudian, "Crott.. croott.. croott.." air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya.
Kami
berempat pun tidur di kamarku, keesokan harinya kami berempat
melakukan hal yang sama di depan TV dekat perapian, di kamar mandi,
maupun di dapur.
Bila
ada tante-tante atau cewek-cewek yang kesepian atau butuh kehangatan
dan kejantanan seorang pria atau ada yang mau mencoba kejantananku,
bisa hubungi e-mailku.
TAMAT
Posting Komentar